Psikologi
adalah ilmu yang mempelajari mengenai tingkah laku manusia.
Psikologi massa merupakan cabang dari psikologi sosial yang mempelajari perilaku massa.
Massa
menurut GUSTAV LE BON (Pelopor psikologi massa) adalah sekumpulan orang banyak yang mengadakan hubungan untuk sementara waktu karena minat atau kepentingan bersama yang
sementara pula.
Contoh : orang yang menonton pertandingan sepak bola, menonton
bioskop, dsb.
MASSA MERUPAKAN KUMPULAN INDIVIDU YANG KEHILANGAN
INDIVIDUALITASNYA
Peraturan,
norma agama, norma
sosial, adat istiadat mengekang
sifat dan tindakan-tindakan tertentu.
•
mudah
tersinggung, agresif, impulsif, sentimen, irrasional, dll.
Sifat-sifat
yang terpendam pada diri individu seakan-akan diajak keluar untuk menyatakan
dirinya dengan leluasa karena di dalam massa sensor tindakan tertutup.
Oleh karena itu, di dalam massa orang sering melakukan tindakan-tindakan
yang tak terkekang.
KARAKTERISTIK MASSA
- Adanya kekuatan yang kompleks baik energi, fisik, dana, psikis dan kekuatan ini
mempunyai dinamika tersendiri yang tidak dapat dikendalikan.
- Sangat kental unsur kolektifitasnya terjadi tanpa perencanaan dan unsur
emosionalnya sangat mendasar.
- Intelegensi dari massa instinktif.
- Kesadaran menurun dikarenakan sensornya praktis
tidak ada,
sehingga sukar dikendalikan.
- Terjadinya regresi yang menimbulkan tindakan-tindakan yang besifat primitif.
- Sifatnya yang dominan adalah agresif dan destruktif.
- Sensitif/mudah tersinggung.
- Tidak ada rasa takut.
- Adanya faktor pemuasan diri.
- Massa mudah menerima sugesti dari luar.
- Tidak rasional (dalam melakukan sering tidak
rasional).
- Adanya penguatan massa (perbuatan yang dilakukan
seseorang akan didukung oleh anggota masa yang lain).
PERBEDAAN MASSA (Mennicke, 1948)
Massa Abstrak : sekumpulan orang yang didorong oleh adanya persamaan minat, perhatian, kepentingan, tujuan, dan tidak ada struktur yang jelas.
Massa Kongkrit
•
Memiliki ikatan batin karena persamaan tujuan dan ide.
•
Mempunyai persamaan norma atau aturan yang mereka tetapkan
sendiri.
•
Mempunyai
struktur yang jelas, dan didalamnya telah ada pimpinan tertentu, cth. demo buruh yang digerakkan oleh SPSI
PERKEMBANGAN MASSA
Massa bergerak dalam jumlah
besar hampir di seluruh kota, bisa diawali melalui pemahaman, pengembangan
kerumunan (crowd) yang
secara simultan (serentak)
ataupun secara suksesif (berturutan)
KONDISI YANG DAPAT MEMBENTUK PERILAKU MASSA (SMELSER)
Kesesuaian struktural (structural conduciveness). Struktur masyarakat dapat menunjang atau menghalangi
munculnya perilaku kolektif.
•
Masyarakat
tradisional yang sederhana lebih sulit melahirkan perilaku kolektif
dibandingkan dengan masyarakat modern.
Ketegangan struktural (structural strain)
•
Pencabutan
hak dan kekhawatiran akan hilangnya sesuatu merupakan akar penyebab munculnya perilaku kolektif.
•
Perasaan
adanya ketidakadilan mendorong banyak orang melakukan tindakan ekstrem.
•
Kelompok
sosial bawah tertekan.
•
Kelompok
sosial atas takut kehilangan hak istimewanya.
Pandangan yang sama mengenai sumber ancaman, jalan keluar, dan cara mencapai jalan keluar. Cth: Kampanye, Propaganda, dsb.
Faktor pemercepat (precipitating factors), suatu peristiwa dramatis atau desas desus yang
mempercepat munculnya perilaku kolektif. Cth: ada teriakan” polisi kejam” pd masyarakat yang kebencian
rasialnya tinggi, dapat
mengakibatkan kerusuhan/pengerusakan.
Mobilisasi tindakan, adanya pergerakan
massa. Cth: aksi buruh, rapat umum suatu ormas, dsb.
Pelaksanaan kontrol sosial kurang baik. Dimana semua faktor tersebut dapat dipengaruhi oleh pemimpin, kekuatan polisi,
propaganda, dll.
FAKTOR YANG MENENTUKAN TERJADINYA PERILAKU KOLEKTIF
- Adanya desas desus (berita yang menyebar secara
cepat dan tidak berdasarkan fakta, namun orang cenderung mempercayai).
•
Suatu
desas desus dapat menjadi legenda bila:
- Memiliki daya tarik yang kuat.
- Didasari oleh anggapan umum tentang apa yang mungkin akan terjadi.
- Memberikan
pendidikan pada orang lain.
- Propaganda
(mempengaruhi dan
meyakinkan kepada publik).
•
Syarat-syarat
keberhasilan propaganda :
- Tidak memberikan alternatif (tidak memberi kesempatan
kepada publik untuk berpikir).
- Manipulasi kepercayaan (pemutarbalikan fakta).
•
Tipe Propaganda :
n Tipe progresif yaitu mengubah sasaran dari statis menjadi
dinamis.
n Tipe reaksioner (menyerang pendirian lawan dengan mematahkan semangat lawan).
n Tipe konservatif (mempertahankan sikap/pendirian lama).
- Agitasi (menghasut ).
•
Cth: mengobarkan kebencian.
- Public opinion (pendapat
umum).
•
Cth: diskusi, berdebat , dsb.
- Prasangka sosial/negatif (tindakan diskriminatif terhadap orang/kelompok).
•
bisa
muncul apabila terjadi frustasi, kurang informasi, otoriter, tidak toleran, dsb.
PROSES DINAMIKA MASSA
n Fase
warming up (pemanasan).
•
Fase
persiapan pengumpulan orang (jumlah orang) yang akan turut mengikuti kegiatan
tersebut.
•
Fase
pemupukan kemauan dan keberanian individu dalam suatu kelompok.
•
Fase untuk
meningkatkan/membakar emosi massa dengan menggunakan kata-kata, yel-yel, atau slogan-slogan untuk
membangkitkan motivasi massa untuk mencapai tujuan.
n Fase agresif.
•
Mulai timbul sifat dan sikap histeris, massa mulai gelisah, emosi mulai terbakar, dan hidup dalam ketegangan.
•
Kekuatan
massa yang timbul dapat bersifat destruktif dan offensive.
Timbulnya sifat tersebut memerlukan penyaluran yang benar dan dasar yang jelas.
•
Selanjutnya peredaan ketegangan dan kemarahan
telah tersalurkan dan akan menuju ke massa vakum.
n Fase vakum (kekosongan).
•
Setelah
ketegangan dan kemarahan tersalurkan, secara sadar ada
pengendalian moral dan fisik,
rasionya mulai jalan seperti biasa, sehingga timbul kekosongan.
•
Pada
saat kekosongan ini sangat mudah terjadi perpecahan kekuatan massa, mudah timbul infiltrasi dan terjadi adu domba, dll. Selanjutnya diperlukan pemimpin yang bijaksana.
•
Kembali
ke fase Warming Up, dst.
MACAM-MACAM MASSA
n Massa
aktif adalah massa yang
cenderung untuk melakukan tindakan secara serentak, baik tindakan merusak atau tindakan yang revolusioner.
Cth:kasus kerusuhan Mei 1998 akibat krisis multidimensi yang berkepanjangan
menjelang turunnya Presiden Suharto.
n Cara mengatasi massa aktif secara prefentif :
n Mengadakan santiaji secara terus-menerus khususnya mengenai tanggung jawab individu kepada masyarakat.
n Menyebarkan publikasi di tempat yang lebih luas tentang
larangan timbulnya suatu massa
n Pengawasan melekat.
n Cara-cara mengatasi massa yang aktif secara kuratif
:
n Tindakan fisik, menggunakan gas air mata, penggunaan air
berwarna, dsb.
n Tindakan psikologis, dengan menggunakan orang yang
mempunyai otoritas kekuasaannya, orang yang demikian dapat meredakan massa.
n Massa ekspresif adalah
massa yang bersama-sama
melepaskan tekanan jiwa dalam bentuk tertentu.
n Massa
menyanyi mengenang pengorbanan
tokoh pahlawan.
n Nada saat berpidato mula-mula pelan perkataan demi
perkataan tenang, kemudian cepat, dan lambat laun digunakan dan diubah dengan
kata-kata yang pendek serta diajukan pertanyaan pertanyaan yang jawabannya sudah diketahui.
n Penggunaan
pengeras suara, bunyi-bunyian, bendera-bendera, gambar,
warna yang menyolok, hal ini dapat menimbulkan massa yang ekspresif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar